Foto: Dokumentasi KOMPPAK & Avalon Adventure
Wisata di Gunung Tambora tidak melulu tentang pendakian, ke puncak, kaldera, savanna, atau hutan. Kaki Gunung Tambora sejatinya menyajikan suatu atraksi visual yang sangat elok. Imaji tentang kehidupan harmoni yang saat ini sering menjadi langka di planet ini. Kehidupan penuh warna. Kehidupan yang berjalan sebagaimana mestinya dengan tatanan hukum alam yang berlaku dan dipatuhi oleh seluruh anggota eksosistem. Itulah keelokan terumbu karang yang tepatnya berada di sekitar perairan laut Desa Calabai Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu. Awalnya tak banyak orang yang tahu tentang adanya kekayaan bawah laut tersebut termasuk masyarakat Desa Calabai sendiri.
Beruntung ada beberapa pemuda desa yang pada 2008 mendirikan sebuah LSM bernama KOMPPAK (Komunitas Pecinta Penyu & Karang) yang menyadari menyadari potensi bawah laut Calabai yang kemudian diwujudkan dengan aksi nyata.
KOMPPAK mulai memetakan area-area dengan terumbu karang yang masih hidup atau yang sudah mati disebabkan ulah para nelayan tak bertanggung jawab beberapa tahun sebelumnya yang acapkali menggunakan bom. Mereka juga serius menjaga ekosistem laut dari berbagai ancaman. Hebatnya lagi sejak 2010 mereka kemudian melakukan transplantasi terumbu karang yang sepenuhnya dilakukan secara swadaya untuk memperluas area yang yang mereka sebut sebagai ‘Taman Laut Calabai. Saat KOMPPAK kemudian memasang baliho ‘Kekayaan Biota Laut Calabai’ banyak warga yang bertanya “apa benar karang yang indah itu ada disini?” Maklum saja warga Calabai umumnya adalah transmigran yang sebagian besar berasal dari Lombok sejak 1970-an yang lebih terbiasa bekerja di sektor perkebunan.
Lokasi Yang Strategis
Desa Calabai berada di ujung barat semenanjung Tambora dan langsung berhadapan dengan Pulau Moyo di sisi barat. Calabai juga tak jauh dari rute kapal-kapal wisata yang menempuh perjalanan dari Bali-Lombok menuju Taman Nasional Komodo. Gaung Tambora Menyapa Duniayang salah satu dampaknya adalah akan diresmikannya kawasan SAMOTA (Saleh, Moyo, Tambora) sebagai KEK (Kawasan Ekonomi Eksklusif) juga menjadi modal berikutnya bagi Calabai. Jika dilihat dari perspektif akses jalur laut, maka Calabai adalah gerbang paling menarik menuju Tambora. Yang tak kalah penting adalah bahwa sebenarnya Gunung Tambora adalah ‘icon’ yang sudah mendunia sejak 1815 meskipun dalam bentuk lain. Sehingga perpaduan antara wisata adventure di Gunung Tambora dengan wisata underwater di Calabai adalah kombinasi sempurna.
Anugrah Alam
Pasir pantai di sekitar Calabai memang tidak berwarna putih seperti berbagai destinasi pantai di Lombok & Sumbawa yang sudah terkenal. Pasir Calabai adalah jenis pasir hitam yang juga masih berkorelasi dengan tumpahan material vulkanis saat erupsi Gunung Tambora pada 1815. Namun justru melalui itulah Tuhan menganugrahkan Calabai ekosistem yang kondusif dan subur untuk media hidup beragam flora laut yang juga mendukung kehidupan faunanya.
Berbagai flora dan fauna laut tertata secara alami dan elok di dasar laut. Beberapa jenis acropora seperti menyusun dasar laut berpadu dengan berbagai varian spesies dan tingkat taksonomi yang lebih tinggi. Idealnya memang harus dilakukan klasifikasi secara profesional terhadap biota laut di Calabai sebagai salah satu bagian dari perlindungan terhadap kelestariannya.
Sempurna untuk Snorkeling
Jauh dari hiruk pikuk kota besar dan hingar bingar pariwisata yang sudah terkenal adalah nilai lebih Calabai bagi siapa pun yang mendambakan ketenangan dan kedamaian.
Sebagian titik Taman Laut Calabai masih sangat lestari dengan feasibility yang sangat baik. Yang menarik adalah kedalaman terumbu karang itu umumnya hanya sekitar 3 – 6 meter dari permukaan laut meskipun pada beberapa titik ada juga perkecualian yang lebih dalam, atau sebaliknya sangat dangkal hanya sekitar 2 meter. Hal ini akan membuat lebih banyak jenis wisatawan yang bisa menyaksikan keindahan Taman Laut Calabai karena tidak harus diperlukan peralatan selam profesional dan sertifikasi diving.
Sempurnanya lagi perairan Calabai pada umumnya sungguh tenang dan jauh dari gelombang laut yang akan mengganggu aktivitas snorkeling. Lokasi Taman Laut Calabai tidak memiliki akses apapun dengan samudra selatan serta cenderung terhalang olehPulau Moyo dari lautan di bagian utara. Pada pagi hari perairan Calabai sungguh tenang hingga bisa terkesan seperti sebuah danau raksasa.
Untuk bisa snorkeling wisatawan harus menggunakan perahu karena spot terbaik Taman Laut Calabai berada pada jarak ratusan meter dari bibir pantai. Cukup jauh bagi pengunjung awam yang tidak akrab berenang di laut. Untuk keperluan perahu,para wisatawan bisa menyewa dari warga sekitar yang sebagian kecil berprofesi sebagai nelayan. Atau bisa juga berkoordinasi dengan LSM KOMPPAK. Beberapa adventure company juga mulai menawarkan paket eco-wisata di Calabai yang dipadukan wisata petualangan di Gunung Tambora dengan fasilitas lengkap mulai dari transportasi, akomodasi, konsumsi, hingga peralatan.
Potensi Pengembangan Pariwisata
Menurut kami pengembangan pariwisata adalah langkah berikutnya setelah langkah-langkah awal yang lebih substansial dilakukan. Edukasi masyarakat sekitar akan pelestarian lingkungan adalah benteng utama bagi Calabai sebelum suatu saat nanti diserbu wisatawan. Masyarakat Calabai sebagai tuan rumah harus dilibatkan seacara pro aktif agar bisa menjadi ‘penjaga’ kelestarian alam alih-alih hanya membangun pariwisata dengan tujuan pengembangan perekonomian semata. Harga kelestarian alam jauh lebih mahal dan harus kita wariskan kepada anak cucu kita dalam kondisi yang baik.
Terlepas dari itu semua potensi pengembangan pariwisata tak perlu diragukan lagi. Apalagi modal lokasi, atraksi, dan sensasi yang dimiliki Calabai sudah mulai disusul dengan langkah pemerintah termasuk pembangunan infrastruktur jalan di lingkar Tambora.
Habitat Penyu
Salah satu fauna yang hidup di Taman Laut Calabai adalah penyu laut yang sejauh ini diketahui terdapat jenis Penyu Sisik (eretmochelys imbricata) dan Penyu Hijau (chelonia mydas). Keberadaan penyu yang hidup dan berkembang biak dengan bebas di Taman Laut Calabai ini adalah salah satu indikasi benar-benar kondusifnya kehidupan di bawah laut. Di tengah berbagai ancaman populasi penyu di dunia, rupanya Calabai menjadi rumah yang nyaman bagi mereka. Perlu diketahui bahwa penyu laut menghabiskan hampir seluruh hidupnya di laut. Induk betinanya hanya sesekali berkunjung ke darat untuk meletakkan telur-telurnya pada suatu substrat berpasir yang sangat aman dan tenang serta umumnya jaruh dari kehidupan manusia.
Konservasi penyu juga merupakan salah satu bidang utama yang menjadi perhatian KOMPPAK. Penangkaran penyu pernah dilakukan dalam skala kecil dan berencana akan terus dikembangkan meskipun dengan dukungan teknis dan non teknis yang terbatas. Hasilnya adalah kini populasi penyu setidaknya tetap terjaga jumlahnya yang juga diharapkan akan meningkat. Pada beberapa titik di Taman Laut Calabai dapat dengan mudah kita jumpai penyu-penyu yang berenang dengan bebas.
Wisata di Gunung Tambora tidak melulu tentang pendakian, ke puncak, kaldera, savanna, atau hutan. Kaki Gunung Tambora sejatinya menyajikan suatu atraksi visual yang sangat elok. Imaji tentang kehidupan harmoni yang saat ini sering menjadi langka di planet ini. Kehidupan penuh warna. Kehidupan yang berjalan sebagaimana mestinya dengan tatanan hukum alam yang berlaku dan dipatuhi oleh seluruh anggota eksosistem. Itulah keelokan terumbu karang yang tepatnya berada di sekitar perairan laut Desa Calabai Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu. Awalnya tak banyak orang yang tahu tentang adanya kekayaan bawah laut tersebut termasuk masyarakat Desa Calabai sendiri.
Beruntung ada beberapa pemuda desa yang pada 2008 mendirikan sebuah LSM bernama KOMPPAK (Komunitas Pecinta Penyu & Karang) yang menyadari menyadari potensi bawah laut Calabai yang kemudian diwujudkan dengan aksi nyata.
KOMPPAK mulai memetakan area-area dengan terumbu karang yang masih hidup atau yang sudah mati disebabkan ulah para nelayan tak bertanggung jawab beberapa tahun sebelumnya yang acapkali menggunakan bom. Mereka juga serius menjaga ekosistem laut dari berbagai ancaman. Hebatnya lagi sejak 2010 mereka kemudian melakukan transplantasi terumbu karang yang sepenuhnya dilakukan secara swadaya untuk memperluas area yang yang mereka sebut sebagai ‘Taman Laut Calabai. Saat KOMPPAK kemudian memasang baliho ‘Kekayaan Biota Laut Calabai’ banyak warga yang bertanya “apa benar karang yang indah itu ada disini?” Maklum saja warga Calabai umumnya adalah transmigran yang sebagian besar berasal dari Lombok sejak 1970-an yang lebih terbiasa bekerja di sektor perkebunan.
Lokasi Yang Strategis
Desa Calabai berada di ujung barat semenanjung Tambora dan langsung berhadapan dengan Pulau Moyo di sisi barat. Calabai juga tak jauh dari rute kapal-kapal wisata yang menempuh perjalanan dari Bali-Lombok menuju Taman Nasional Komodo. Gaung Tambora Menyapa Duniayang salah satu dampaknya adalah akan diresmikannya kawasan SAMOTA (Saleh, Moyo, Tambora) sebagai KEK (Kawasan Ekonomi Eksklusif) juga menjadi modal berikutnya bagi Calabai. Jika dilihat dari perspektif akses jalur laut, maka Calabai adalah gerbang paling menarik menuju Tambora. Yang tak kalah penting adalah bahwa sebenarnya Gunung Tambora adalah ‘icon’ yang sudah mendunia sejak 1815 meskipun dalam bentuk lain. Sehingga perpaduan antara wisata adventure di Gunung Tambora dengan wisata underwater di Calabai adalah kombinasi sempurna.
Anugrah Alam
Pasir pantai di sekitar Calabai memang tidak berwarna putih seperti berbagai destinasi pantai di Lombok & Sumbawa yang sudah terkenal. Pasir Calabai adalah jenis pasir hitam yang juga masih berkorelasi dengan tumpahan material vulkanis saat erupsi Gunung Tambora pada 1815. Namun justru melalui itulah Tuhan menganugrahkan Calabai ekosistem yang kondusif dan subur untuk media hidup beragam flora laut yang juga mendukung kehidupan faunanya.
Berbagai flora dan fauna laut tertata secara alami dan elok di dasar laut. Beberapa jenis acropora seperti menyusun dasar laut berpadu dengan berbagai varian spesies dan tingkat taksonomi yang lebih tinggi. Idealnya memang harus dilakukan klasifikasi secara profesional terhadap biota laut di Calabai sebagai salah satu bagian dari perlindungan terhadap kelestariannya.
Sempurna untuk Snorkeling
Jauh dari hiruk pikuk kota besar dan hingar bingar pariwisata yang sudah terkenal adalah nilai lebih Calabai bagi siapa pun yang mendambakan ketenangan dan kedamaian.
Sebagian titik Taman Laut Calabai masih sangat lestari dengan feasibility yang sangat baik. Yang menarik adalah kedalaman terumbu karang itu umumnya hanya sekitar 3 – 6 meter dari permukaan laut meskipun pada beberapa titik ada juga perkecualian yang lebih dalam, atau sebaliknya sangat dangkal hanya sekitar 2 meter. Hal ini akan membuat lebih banyak jenis wisatawan yang bisa menyaksikan keindahan Taman Laut Calabai karena tidak harus diperlukan peralatan selam profesional dan sertifikasi diving.
Untuk bisa snorkeling wisatawan harus menggunakan perahu karena spot terbaik Taman Laut Calabai berada pada jarak ratusan meter dari bibir pantai. Cukup jauh bagi pengunjung awam yang tidak akrab berenang di laut. Untuk keperluan perahu,para wisatawan bisa menyewa dari warga sekitar yang sebagian kecil berprofesi sebagai nelayan. Atau bisa juga berkoordinasi dengan LSM KOMPPAK. Beberapa adventure company juga mulai menawarkan paket eco-wisata di Calabai yang dipadukan wisata petualangan di Gunung Tambora dengan fasilitas lengkap mulai dari transportasi, akomodasi, konsumsi, hingga peralatan.
Potensi Pengembangan Pariwisata
Menurut kami pengembangan pariwisata adalah langkah berikutnya setelah langkah-langkah awal yang lebih substansial dilakukan. Edukasi masyarakat sekitar akan pelestarian lingkungan adalah benteng utama bagi Calabai sebelum suatu saat nanti diserbu wisatawan. Masyarakat Calabai sebagai tuan rumah harus dilibatkan seacara pro aktif agar bisa menjadi ‘penjaga’ kelestarian alam alih-alih hanya membangun pariwisata dengan tujuan pengembangan perekonomian semata. Harga kelestarian alam jauh lebih mahal dan harus kita wariskan kepada anak cucu kita dalam kondisi yang baik.
Terlepas dari itu semua potensi pengembangan pariwisata tak perlu diragukan lagi. Apalagi modal lokasi, atraksi, dan sensasi yang dimiliki Calabai sudah mulai disusul dengan langkah pemerintah termasuk pembangunan infrastruktur jalan di lingkar Tambora.
Habitat Penyu
Salah satu fauna yang hidup di Taman Laut Calabai adalah penyu laut yang sejauh ini diketahui terdapat jenis Penyu Sisik (eretmochelys imbricata) dan Penyu Hijau (chelonia mydas). Keberadaan penyu yang hidup dan berkembang biak dengan bebas di Taman Laut Calabai ini adalah salah satu indikasi benar-benar kondusifnya kehidupan di bawah laut. Di tengah berbagai ancaman populasi penyu di dunia, rupanya Calabai menjadi rumah yang nyaman bagi mereka. Perlu diketahui bahwa penyu laut menghabiskan hampir seluruh hidupnya di laut. Induk betinanya hanya sesekali berkunjung ke darat untuk meletakkan telur-telurnya pada suatu substrat berpasir yang sangat aman dan tenang serta umumnya jaruh dari kehidupan manusia.
Konservasi penyu juga merupakan salah satu bidang utama yang menjadi perhatian KOMPPAK. Penangkaran penyu pernah dilakukan dalam skala kecil dan berencana akan terus dikembangkan meskipun dengan dukungan teknis dan non teknis yang terbatas. Hasilnya adalah kini populasi penyu setidaknya tetap terjaga jumlahnya yang juga diharapkan akan meningkat. Pada beberapa titik di Taman Laut Calabai dapat dengan mudah kita jumpai penyu-penyu yang berenang dengan bebas.
Menurut kami keberadaan penyu ini menegaskan bahwa arah pengembangan Calabai tidak melulu harus di sektor pariwisata, tetapi justru harus ditekankan dari sisi eco-wisata. Bahkan Calabai seharusnya bisa dikembangkan menjadi semacam pusat laboratorium sicence mulai dari penelitian tentang biologi, juga bisa menjadi lokasi transit penelitian biogeokimia di Satonda maupun geologi di Gunung Tambora.
Transportasi & Akomodasi
Umumnya saat ini kedatangan para wisatawan ke Calabai masih satu rangkaian dengan pendakian ke Gunung Tambora. Memang sungguh menyenangkan bermain air sambil melihat karang yang indah usah lelah mendaki. Masih jarang wisatawan yang memang khusus datang ke Calabai karena berbagai sebab salah satunya adalah promosi yang masih minim.Pintu masuk utama bagi wisatawan dari luar Pulau Sumbawa adalah Bandara Sulthan Mahmud Salahudin di Bima kemudian dilanjutkan perjalanan darat sekitar 3 jam. Pilihan rute lain adalah menggunakan transportasi darat yang umumnya ditempuh dalam waktu 10 - 12 jam dari Lombok. Terakhir adalah rute laut melalui Dermaga Calabai yang dekat dengan rute kapal wisata menuju TN Komodo. Jalur laut ini sangat perlu dikembangankan baik berorientasi ke Calabai maupun sebagai akses para wisatawan yang akan mendaki Gunung Tambora.
Untuk akomodasi di Calabai terdapat sebuah guess house milik perusahaan perkebunan yang bisa disewa oleh wisatawan dengan harga terjangkau. Menurut kami akomodasi ini sungguh menarik & unik karena berada tepat di bibir pantai Calabai dengan bangunan yang semuanya terbuat dari kayu. Meskipun Pelayanannya terkesan seadanya tapi benar-benar tak kalah dengan underwater spot kelas dunia lainnya.
No comments:
Post a Comment