CCU Phase II Project, Kawah Candradimuka di Multidiscipline Project - Hamzah Maulana

Post Top Ad

CCU Phase II Project, Kawah Candradimuka di Multidiscipline Project

CCU Phase II Project, Kawah Candradimuka di Multidiscipline Project

Share This
Awalnya aku berharap akan bertemu dengan project sejenis konstruksi bangunan sipil yang besar misalnya jalan atau pekerjaan tanahnya, bendungan, dermaga, atau setidaknya high rise building. Kesemuanya itu tentu saja tidak akan terlepas dari mayoritas pekerjaan civil engineer misalnya concrete atau steel erection. Tapi sejak hari pertama tiba di Project Developmnt Department PT NNT ilusi itu sirna. Setelah sesi perkenalan, aku “dibuang” ke section Konstruksi yang oleh seorang senior engineer disebutkan bahwa pelaksanaan adalah kawah candradimuka bagi junior sepertiku. Untuk urusan office misalnya desain dan drawing sebenarnya tidak akan jauh-jauh dari ilmu selama kuliah, hanya mungkin lebih terstruktur sistemnya dan berorientasi real. Bukannya tak penting, tapi kesempatan ini sebaiknya aku optimalkan untuk terjun langsung di lapangan

Di ruangan paling ujung di gedung itulah aku bertemu dengan Pak AIV yang kemudian menjadi mentorku selama berada di tempat ini. Setelah hari pertama itu sepertinya ia sedang sibuk training (CMIIW) dan aku dilepas begitu saja dengan beberapa construction engineer. Beruntung ada Pak IGA yang berlatar belakang mechanical engineer dengan sabar memberikanku banyak penjelasan mengenai overview PT NNT terutama process sesuai dengan bidangnya, PD department, dan project yang sedang dikerjakan. Cukup komprehensif penjelasannya terutama soal process. Mengenai project, pada intinya PD sedang mempunyai dua hajatan besar yaitu CCU Phase II di area Concentrating dan Submarine Tailing Disposal di Teluk Senunu. Untuk project kedua yang aku sebutkan dibentuklah semacam tim konstruksi khusus dan sementara berkantor di dekat townsite. Sedangkan seluruh anggota tim konstruksi yang berada kantor ini sedang fokus pada penyelesaian CCU dan beberapa project “kecil” di sekitar concentrating hingga mine area.

Circuit Cleaner Upgrade Phase II adalah project ekspansi di concentrating area. Pada intinya adalah pemasagan dua buah tangki flotasi dengan tinggi 14 meter dan diameter 4,3 meter yang difabrikasi oleh vendor di USA. Disitulah akan terjadi proses fisika dengan memanfaatkan sifat hydrophobicity. Mineral yang hydropobic tidak basah dan akan menempel pada gelembung yang naik ke permukaan (overflow) dan membentuk buih mineral, sedangkan material yang hydrophilic akan mengendap. Keduanya memiliki jalur berbeda. Untuk overflow yang merupakan material bernilai akan diteruskan ke proses berikutnya hingga kemudian dialirkan ke portsite dalam bentuk slurry melalui pipa. Sedangkan material yang mengendap akan menjadi tailing yang akan dialirkan ke Teluk Senunu melaui pipa.

Pak AIV sudah kembali rutin berada di kantor dan memberikanku penjelasan jelas dengan detail secukupnya namun terarah. Ia juga membekaliku dengan beberapa hal teoritis dari PMBOK sebagai guidance yang harus kuperdalam sendiri. Orientasi project management di tangan Pak AIV menjadi sangat terasah, banyak ilmu yang kuperoleh darinya. 

Scope pekerjaan pertama adalah pekerjaan tanah dan pondasi – pedestal yang terbuat dari beton. Poin penting untuk pedestal adalah pemasangan anchor bolt yang harus presisi sesuai dengan lubang pada kaki flotation tank. Selanjutnya ada steel erection untuk facilities & utilities support. Struktural ini sudah difabrikasi oleh vendor sesuai dengan desain sehingga di lokasi proyek tinggal dilakukan proses instalasi sesuai gambar lapangan. Yang paling penting adalah pemasangan flotation tank. Sejak tiba di portsite, komponen spesial ini harus mendapatkan perlakuan khusus terutama untuk loading unloading dan transport. Untungnya meskipun tidak terlibat langsung tetapi aku bisa mempelajarinya dari laporan yang ada. Proses instalasi dibantu dengan dua buah mobile crane yang secara simultan mengangkat mengontrol, megarahkan, dan megeksekusi hingga anchor bolt pada pedestal masuk dengan presisi ke lubang pada kaki flotation tank.

Ada satu lagi yaitu pembuatan pondasi – pedestal untuk sentrifugal pump yang (saking isengnya) coba aku ikuti dengan seksama hingga meminta data perhitungan desainnya. Selain minor scope misalnya pemasangan grating floor, handrail, stairs, dsb maka sampai disitu saja pekerjaan “teknik sipil”. Selanjutnya adalah apa yang dikatakan oleh Pak AIV bahwa realitanya konstruksi disini tidak hanya sesempit bidang ilmu masing-masing. Meskipun memang jobdesc-nya specific misalnya construction engineer –civil structural tetapi saja harus punya orientasi multidisiplin. Apalagi jika mau menjadi project manager atau setidaknya planning engineer :).

Selanjutnya adalah pekerjaan mechanical, piping, dan electrical serta instrument yang tidak pernah kupelajari di kampus. Pemasangan pompa sentrifugal hingga testing – pre commissioning menjadi satu hal menarik yang membuka cakrawala berpikirku. Kemudian piping yang untuk project seperti ini justru menjadi relatively major scope selain flotation tank­nya sendiri. Jika flotation tank adalah jantung, maka pipa-pipa itu adalah pembuluh darah baik aorta maupun vena yang secara quantity tak kalah banyak. PID adalah kuncinya namun harus diperjelas dengan isometric dan gambar lapangan maupun detail untuk pemasangan dan persiapan materialnya. Disini bukan hanya perkarang menyambung pipa, tetapi juga berhubungan dengan struktural untuk meletakkan pipe support. Urusan fitting dan metode konstruksi perpipaan juga sangat penting. Beberapa jenis pipa digunakan mulai dari HDPE untuk air hingga carbon steel. Penggunaan alat-alat seperti cutting torch hingga chain block menjadi salah satu perhatianku sesuai dengan pesan dari Pak AIV. Termasuk juga welding method & standard beserta alat-alat yang digunakan.

Bersamaan dengan pekerjaan mechanical & piping, electric & instrument juga dikerjakan oleh kontraktor berbeda. Untuk hal ini relatif lebik tak kasatmata dibanding disiplin lain. Kode, istilah, hingga materialnya dan peralatannya relatif asing bagiku. Rasanya buku pelajaran fisika SMP harus kubuka kembali untuk setidaknya memahami filosofi tegangan dan arus listrik, step up & step down transformer, dsb. Jelas tak perlu tahu detail. Tapi setidaknya goal-ku adalah bisa membuat sequence pekerjaan dan controlling. Misalnya dari drawing diketahui ada pompa A memerlukan tegangan sebesar X dan arus sebesar Y yang disuplai dengan kabel jenis B dan di-feed dari transformer C yang sumbernya berasal dari sub station D sekian kV. Setidaknya akan lebih terpola ketika di dalam plan ada pekerjaan pemasangan cable tray dan conduit untuk jalur kabel B sesuai dengan urutan devices yang dilalui, pemasangan transformer C, pulling cable Bdsb.

Satu proyek jauh dari cukup untuk belajar. Tapi setidaknya start yang bagus dengan mengenal langsung muldisiplin project ini. Sampai akhir project aku sudah lupa bahwa aku akan menjadi mantan mahasiswa teknik sipil. Yang aku tahu adalah bahwa aku akan menjadi professional di bidang EPC project management.


Batu Hijau,
Awal 2010




No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages