Awalnya aku berharap akan bertemu dengan
project sejenis konstruksi bangunan sipil yang besar misalnya jalan atau
pekerjaan tanahnya, bendungan, dermaga, atau setidaknya high rise building. Kesemuanya itu tentu saja tidak akan terlepas
dari mayoritas pekerjaan civil engineer misalnya
concrete atau steel erection. Tapi sejak hari pertama tiba di Project Developmnt
Department PT NNT ilusi itu sirna. Setelah sesi perkenalan, aku “dibuang” ke section Konstruksi yang oleh seorang senior engineer disebutkan bahwa
pelaksanaan adalah kawah candradimuka bagi junior sepertiku. Untuk urusan office misalnya desain dan drawing
sebenarnya tidak akan jauh-jauh dari ilmu selama kuliah, hanya mungkin lebih
terstruktur sistemnya dan berorientasi real. Bukannya tak penting, tapi kesempatan ini sebaiknya aku optimalkan untuk terjun langsung di lapangan
Di ruangan paling ujung di gedung itulah aku
bertemu dengan Pak AIV yang kemudian menjadi mentorku selama berada di tempat
ini. Setelah hari pertama itu sepertinya ia sedang sibuk training (CMIIW) dan aku dilepas begitu saja dengan beberapa construction engineer. Beruntung ada Pak IGA
yang berlatar belakang mechanical
engineer dengan sabar memberikanku banyak penjelasan mengenai overview PT NNT terutama process sesuai dengan bidangnya, PD department,
dan project yang sedang dikerjakan.
Cukup komprehensif penjelasannya terutama soal process. Mengenai project, pada
intinya PD sedang mempunyai dua hajatan besar yaitu CCU Phase II di area Concentrating
dan Submarine Tailing Disposal di Teluk Senunu. Untuk project kedua yang aku sebutkan dibentuklah semacam tim konstruksi khusus
dan sementara berkantor di dekat townsite.
Sedangkan seluruh anggota tim konstruksi yang berada kantor ini sedang fokus
pada penyelesaian CCU dan beberapa project “kecil” di sekitar concentrating
hingga mine area.
Circuit Cleaner Upgrade Phase II adalah project ekspansi di concentrating area. Pada intinya adalah pemasagan dua buah tangki
flotasi dengan tinggi 14 meter dan diameter 4,3 meter yang difabrikasi oleh vendor di USA. Disitulah akan terjadi proses fisika dengan memanfaatkan sifat hydrophobicity. Mineral yang hydropobic tidak basah dan akan menempel
pada gelembung yang naik ke permukaan (overflow)
dan membentuk buih mineral, sedangkan material yang hydrophilic akan mengendap.
Keduanya memiliki jalur berbeda. Untuk overflow
yang merupakan material bernilai akan diteruskan ke proses berikutnya hingga
kemudian dialirkan ke portsite dalam bentuk slurry melalui
pipa. Sedangkan material
yang mengendap akan menjadi tailing yang akan dialirkan ke Teluk
Senunu melaui pipa.
Pak AIV sudah kembali rutin berada di kantor
dan memberikanku penjelasan jelas dengan detail secukupnya namun terarah. Ia
juga membekaliku dengan beberapa hal teoritis dari PMBOK sebagai guidance yang harus kuperdalam sendiri.
Orientasi project management di tangan Pak AIV menjadi sangat terasah, banyak ilmu yang kuperoleh darinya.
Ada satu lagi yaitu pembuatan pondasi – pedestal untuk sentrifugal pump
yang (saking isengnya) coba aku
ikuti dengan seksama hingga meminta data perhitungan desainnya. Selain minor scope misalnya pemasangan grating floor, handrail, stairs, dsb maka sampai disitu saja pekerjaan “teknik sipil”. Selanjutnya
adalah apa yang dikatakan oleh Pak AIV bahwa realitanya konstruksi disini tidak
hanya sesempit bidang ilmu masing-masing. Meskipun memang jobdesc-nya specific misalnya construction
engineer –civil structural tetapi saja harus punya orientasi multidisiplin.
Apalagi jika mau menjadi project manager atau
setidaknya planning engineer :).
Bersamaan dengan pekerjaan mechanical & piping, electric & instrument
juga dikerjakan oleh kontraktor berbeda. Untuk hal ini relatif lebik tak kasatmata
dibanding disiplin lain. Kode, istilah, hingga materialnya dan peralatannya
relatif asing bagiku. Rasanya buku pelajaran fisika SMP harus kubuka kembali untuk
setidaknya memahami filosofi tegangan dan arus listrik, step up & step down transformer, dsb. Jelas tak perlu tahu
detail. Tapi setidaknya goal-ku
adalah bisa membuat sequence pekerjaan
dan controlling. Misalnya dari
drawing diketahui ada pompa A memerlukan tegangan sebesar X dan arus sebesar Y
yang disuplai dengan kabel jenis B dan di-feed dari transformer C yang
sumbernya berasal dari sub station D sekian kV. Setidaknya akan lebih terpola
ketika di dalam plan ada pekerjaan pemasangan cable tray dan conduit untuk
jalur kabel B sesuai dengan urutan devices yang dilalui, pemasangan transformer C, pulling cable B, dsb.
Satu proyek jauh dari cukup untuk belajar.
Tapi setidaknya start yang bagus
dengan mengenal langsung muldisiplin project ini. Sampai akhir project aku sudah lupa bahwa aku akan
menjadi mantan mahasiswa teknik sipil. Yang aku tahu adalah bahwa aku akan
menjadi professional di bidang EPC project management.
Batu Hijau,
No comments:
Post a Comment