Terdampar di Banyuwangi dengan Proposal Lelang dan Keindahan Pantainya - Hamzah Maulana

Post Top Ad

Terdampar di Banyuwangi dengan Proposal Lelang dan Keindahan Pantainya

Terdampar di Banyuwangi dengan Proposal Lelang dan Keindahan Pantainya

Share This
Sejatinya aku pernah terdampar selama beberapa bulan di Banyuwangi, sebuah kabupaten di ujung timur Pulau Jawa. Aku memilihnya setidaknya karena tujuan "bertapa", bekerja sejenak, dan berwisata. Setidaknya alasanku saat itu adalah "menjadi ikan besar di kolam kecil" daripada "menjadi ikan kecil di kolam sedang". Faktanya adalah bahwa sebagian hari-hariku di Banyuwangi dihabiskan untuk traveling (baca disini).

Pekerjaan ini jelas ada di kolam yang relatif sangat kecil tetapi menjadi ikan yang sangat besar, bahkan salah satu yang terbesar. Alkisah aku memberikan bantuan teknis untuk perusahaan milik seorang kolega sembari menunggu "kolam besar" itu datang. Setidaknya aku bisa sambil mengasah skill leadership, entrepreuship, dan tidak terikat kontrak ketat. Kapan aku mau dan harus pergi, bisa aku tinggalkan begitu saja karena begitulah kontrak kami. Kolega itu juga memang memerlukan seseorang dengan latar belakang teknik sipil untuk proyek-proyeknya. Klop sudah, simbiosis mutualisme.

Sejatinya pekerjaan ini akan lebih banyak berkutat dengan proposal lelang. Pada umumnya komponen yang sering terdapat dalam proposal lelang antara lain surat keterangan ahli konstruksi disertai struktur organisasi, daftar proyek yeng pernah dikerjakan/pengalam perusahaan, metode konstruksi, spesiikafi material, schedule, RAB, surat jaminan pelaksanaan dari bank, dan beberapa komponen lain yang sifatnya administratif.

Perkara membuat proposal ini sungguh sesuatu yang menarik. Hal pertama tentu saja metode konstruksi. Disini akan dituntut pengalaman, pengetahuan, dan kreativitas kita. Inilah variabel pertama yang harus difokuskan sembari memainkan dan memantau sisi biaya dan waktu yang seringkali menjadi constraint.

Contoh sederhana misalnya ketika membangun sebuah kantor yang harus didahului dengan pekerjaan tanah yang cukup besar dengan "membongkar" sebuah bukit kecil. Analisis biaya & waktu tentu ditentukan oleh metode konstruksinya. Apakah harus mengerahkan puluhan pekerja untuk melakukan pekerjaan dengan alat manual atau menyewa equipment dengan harga mahal tapi relatif lebih cepat selesai? Jika menyewa equipment pun apa keuntungan dan kelebihan serta dampak langsung dan tidak langsungnya terhadap biaya dan waktu. Belum tentu penggunaan alat itu adalah solusi terbaik misalnya karena harus menyewa dari luar kota, biaya pengiriman dan escort yang mahal, atau kondisi existing yang tidak memungkinkan misalnya di sekitarnya sudah ada perkampungan padat penduduk dan mustahil untuk manuver alat. Atau untuk sebuah proyek perkerasan jalan haruskah bekerja di siang hari atau malam hari? Dengan segala konsekuensinya, kami pun harus begadang hingga dini hari untuk proyek tersebut.

Yang sedikit rumit misalnya untuk proyek pintu air sederhana, bagaimana metode dewatering-nya, AMDAL-nya (misalnya kemungkinan tumpahan beton plastis di sungai), karakteristik beton, dsb. Disinilah aku sering menggunakan metode SWOT yang didukung oleh data, knowledge, observasi langsung, dan constraint yang memang tidak bisa ditawar. Setidaknya pengalamn dan imajinasi untuk menyusun metode konstruksi adalah sesuatu yang menyenangkan. Sejak kuliah aku sering tidur dengan "dongeng" tentang Sosrobahu yang sangat membanggakan. Namun rupanya di dunia nyata terutama dalam skala kecil banyak hal non teknis yang bermain dibandingkan imajinasi teknis. Ah sudahlah...  mungkin aku yang terlalu jauh berpikir. Untungnya aku mempunyai sahabat istimewa yaitu indahnya pantai-pantai di selatan Banyuwangi.

Suatu hari ketika sedang menunggu sunset di sebuah pantai nan indah, sebuah perusahaan multinasional meneleponku dan memberika tawaran kerja dengan gaji yang sebenarnya di luar ekspektasi awalku. Akhirnya harus kuucapkan selamat tinggal untuk Banyuwangi dan menjadi "ikan kecil di kolam besar". Ingin rasanya kembali ke tempat ini suatu hari nanti. Pengalaman-pengalaman besar masih harus kujalani. Petualangan lain menungguku. Lokasi Banyuwangi tidak terlalu strategis namun juga tidak terlampau pelosok untuk sebuah jobiste (mungkin istilah jobsite secara resmi nantinya akan ada disini karena konon sebuah perusahaan tambang sedang melakukan eksplorasi mineral disini :) ).


Medio 2010

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages