Kali ini saya akan menyajikan edisi Soft Traveling with Baby, yang saya artikan sebagai berwisata "ringan" dengan mulai adanya tokoh tambahan yaitu Syaathir dan memiliki ciri khas yaitu adanya review tentang hotel yang kami inapi. Edisi pertama ini tidak ditulis dengan #1 (baca: edisi pertama) tetapi #-4 yang artinya adala edisi keempat sebelum D-Day atau hari kelahiran Syaatir. Itu artinya sejak di dalam kandungan, bocah ini sudah menjelajah kesana kemari. Selamat menyimak.
SoftTraveling with Baby #-4 (Bale Sasak - Gili Trawangan)
Keluarga besar dari Jawa langsung pulang usai wisata singkat ke Gili Trawangan dengan kapal pinjaman Pemkot KLU (Kabupaten Lombok Utara) milik rekan orang tua Mama. Tapi kami belum sendiri. Masih ada keluarga dari Jombang yang tersisa di Mataram dan akan melanjutkan perjalanan ke Sumbawa. Masih ada Tante Ica, saabat kami yang akan kembali ke Bogor siang ini. Dan masi ada Avalon's crew yang sedang mengerjakan sebuah project (tour).
Setelah Tante Ica sebagai "orang lain" terakhir pulang, maka praktis kami bebas dan masih memiliki waktu selama beberapa hari lagi di Lombok. Kami sudah merencakan untuk menginap semalam di Gili Trawangan di Bale Sasak, hotel yang baru menjalin kerjasama dengan Avalon Inc untuk jenis tour tertentu. Tanpa perlu buang waktu aku segera mengurus beberapa urusan administrasi dengan Hotel Cendrawasih, base camp kami selama di Mataram. Sebuah koper besar aku titipakn saja di hotel ini karena usai dari Gili Trawangan kemungkinan kami akan kembali kesini setidaknya untuk 1 malam sebelum ke Senggigi. Aku pun langsung menelepon taxi sebagai moda transportasi utama menuju Pelabuhan Bangsal.
Kami tiba di Pelabuhan Bangsal saat cuasa sedikit mendung. Namun untungnya ombak tidak terlalu besar sehingga kami tiba di Gili Trawangan tanpa perut dikocok terlalu parah dan saat itu matahari kembali bersinar cerah. Karena tidak membawa terlalu banyak barang, kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju Bale Sasak, beberapa ratus meter dari dermaga.
Tiba di Bale Sasak sedikit ada "delay time" karena kami masih harus menunggu kamar yang akan kami gunakan dibersihkan terlebih dahulu karena penghuni sebelumnya baru saja check out. Ya saat itu sekitar jam 13:00 WITAsehingga kami juga tidak bisa terlalu protes. Tapi hal itu langsung terobati begitu kami masuk ke dalam kamar. Tentu saja tidak sempurna dan kalah kelas dibandingkan Villa Ombak. Tapi dari sisi harga vs fasilitas rasanya aku (belakangan ddidukung oleh beberapa teman) berani mengatakan Bale Sasak lebih unggul. Untuk sebuah kamar bertipe lumbung dengan kamar mandi tanpa atap serta balkon khusus di bawa kamar kami cukup membayar Rp250.000,- itu pun suda termasuk sewa sepeda untuk 2 orang dan sarapan. Di dalam kamar pun fasilitasnya tak kalah menarik. Selain AC yang sudah pasti ada, TV lengkap dengan DVD player dan ratusan koleksi film adalah piranti pengibur mumpuni. Kami pun langsung memilih film favorit hasil voting (kalau genap bagaimana bisa voting?) sambil makan siang, nasi bungkus yang kami beli dalam perjalanan dari dermaga. Usai makan kami tak keluar kamar hingga sore. Selanjutnya tak perlu diceritakan lebih detail :).
Jika mungkin ada yang bertanya, "rasanya Syaathir sama sekali belum ada pada petualangan kali ini?" Benar! Tapi kami rasa bahwa kemungkinan besar embrio Syaathir terbentuk oleh proses fertilisasi yang dilakukan di tempat ini :) atau setidaknuya satu atau dua malam sebelumnya. Wallahu A'lam. Jika kemungkinan itu benar, maka inilah petualangan pertama kami bersama Syaathir. Berpetualang seja fase embrio.
Kami baru keluar kamar sore hari. Dengan sepasang sepeda kami menjelajah sisi utara Gili Trawangan yang belum pernah kami jelajahi dengan sebebas ini. Malam harinya kami makan malam di Extrabolt, sebuah resto yang menyajikan ikan segar yang bisa kita pilih sendiri kemudian dibakar dan bisa kita makan dengan nasi dan salad sepuasnya.
Keesokan paginya giliran sisi selatan pulau yang kami jelajahi. Menarik bahwa ada sebagian wisawatawan asing yang justru bangun pagi dan berolahraga ketika sebagian lainnya tertidur lelap usai pesta pada malam harinya. Ketika kembali ke Bale Sasak, sarapan kami sudah siap. Pancake pisang dengan madu. Cukup lezat namun jujur saja kurang nendang di perutku. Rasanya jika kolam renang yang sedang dibangun sudah jadi hotel ini akan semakin sempurna untuk kelasnya.
Sekitar pukul 10:00 WITA secara de facto kami sudah check out dari hotel karena kami akan melakukan snorkeling ke 3 Gili. Barang-barang kami titipkan di Bale Sasak dan akan kami ambil sekitar pukul 15:00 WITA usai snorkeling.
Secara overall Bale Sasak sangat sempurna untuk ukuran lo budget. Beberapa tambahan fasilitas dan penyempurnaan tentu akan membuatnya lebih berkesan.
-Hz-
Desember 2011
SoftTraveling with Baby #-4 (Bale Sasak - Gili Trawangan)
Keluarga besar dari Jawa langsung pulang usai wisata singkat ke Gili Trawangan dengan kapal pinjaman Pemkot KLU (Kabupaten Lombok Utara) milik rekan orang tua Mama. Tapi kami belum sendiri. Masih ada keluarga dari Jombang yang tersisa di Mataram dan akan melanjutkan perjalanan ke Sumbawa. Masih ada Tante Ica, saabat kami yang akan kembali ke Bogor siang ini. Dan masi ada Avalon's crew yang sedang mengerjakan sebuah project (tour).
Setelah Tante Ica sebagai "orang lain" terakhir pulang, maka praktis kami bebas dan masih memiliki waktu selama beberapa hari lagi di Lombok. Kami sudah merencakan untuk menginap semalam di Gili Trawangan di Bale Sasak, hotel yang baru menjalin kerjasama dengan Avalon Inc untuk jenis tour tertentu. Tanpa perlu buang waktu aku segera mengurus beberapa urusan administrasi dengan Hotel Cendrawasih, base camp kami selama di Mataram. Sebuah koper besar aku titipakn saja di hotel ini karena usai dari Gili Trawangan kemungkinan kami akan kembali kesini setidaknya untuk 1 malam sebelum ke Senggigi. Aku pun langsung menelepon taxi sebagai moda transportasi utama menuju Pelabuhan Bangsal.
Kami tiba di Pelabuhan Bangsal saat cuasa sedikit mendung. Namun untungnya ombak tidak terlalu besar sehingga kami tiba di Gili Trawangan tanpa perut dikocok terlalu parah dan saat itu matahari kembali bersinar cerah. Karena tidak membawa terlalu banyak barang, kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju Bale Sasak, beberapa ratus meter dari dermaga.
Tiba di Bale Sasak sedikit ada "delay time" karena kami masih harus menunggu kamar yang akan kami gunakan dibersihkan terlebih dahulu karena penghuni sebelumnya baru saja check out. Ya saat itu sekitar jam 13:00 WITAsehingga kami juga tidak bisa terlalu protes. Tapi hal itu langsung terobati begitu kami masuk ke dalam kamar. Tentu saja tidak sempurna dan kalah kelas dibandingkan Villa Ombak. Tapi dari sisi harga vs fasilitas rasanya aku (belakangan ddidukung oleh beberapa teman) berani mengatakan Bale Sasak lebih unggul. Untuk sebuah kamar bertipe lumbung dengan kamar mandi tanpa atap serta balkon khusus di bawa kamar kami cukup membayar Rp250.000,- itu pun suda termasuk sewa sepeda untuk 2 orang dan sarapan. Di dalam kamar pun fasilitasnya tak kalah menarik. Selain AC yang sudah pasti ada, TV lengkap dengan DVD player dan ratusan koleksi film adalah piranti pengibur mumpuni. Kami pun langsung memilih film favorit hasil voting (kalau genap bagaimana bisa voting?) sambil makan siang, nasi bungkus yang kami beli dalam perjalanan dari dermaga. Usai makan kami tak keluar kamar hingga sore. Selanjutnya tak perlu diceritakan lebih detail :).
Jika mungkin ada yang bertanya, "rasanya Syaathir sama sekali belum ada pada petualangan kali ini?" Benar! Tapi kami rasa bahwa kemungkinan besar embrio Syaathir terbentuk oleh proses fertilisasi yang dilakukan di tempat ini :) atau setidaknuya satu atau dua malam sebelumnya. Wallahu A'lam. Jika kemungkinan itu benar, maka inilah petualangan pertama kami bersama Syaathir. Berpetualang seja fase embrio.
Kami baru keluar kamar sore hari. Dengan sepasang sepeda kami menjelajah sisi utara Gili Trawangan yang belum pernah kami jelajahi dengan sebebas ini. Malam harinya kami makan malam di Extrabolt, sebuah resto yang menyajikan ikan segar yang bisa kita pilih sendiri kemudian dibakar dan bisa kita makan dengan nasi dan salad sepuasnya.
Keesokan paginya giliran sisi selatan pulau yang kami jelajahi. Menarik bahwa ada sebagian wisawatawan asing yang justru bangun pagi dan berolahraga ketika sebagian lainnya tertidur lelap usai pesta pada malam harinya. Ketika kembali ke Bale Sasak, sarapan kami sudah siap. Pancake pisang dengan madu. Cukup lezat namun jujur saja kurang nendang di perutku. Rasanya jika kolam renang yang sedang dibangun sudah jadi hotel ini akan semakin sempurna untuk kelasnya.
Sekitar pukul 10:00 WITA secara de facto kami sudah check out dari hotel karena kami akan melakukan snorkeling ke 3 Gili. Barang-barang kami titipkan di Bale Sasak dan akan kami ambil sekitar pukul 15:00 WITA usai snorkeling.
Secara overall Bale Sasak sangat sempurna untuk ukuran lo budget. Beberapa tambahan fasilitas dan penyempurnaan tentu akan membuatnya lebih berkesan.
-Hz-
Desember 2011
Review & Booking Bale Sasak Bungalow klik disini
Lokasi Bale Sasak Hotel:
No comments:
Post a Comment