Awalnya keikutsertaanku pada kompetisi ini hanya karena rayuan gombal Tya hingga membuatku menemukan foto yang kupotret sebelum berangkat ke Papua. Menurut pendapat pribadiku tidak terlalu ada yang istimewa dengan foto ini. Bahkan aku pun cenderung "melupakan" foto ini. Didorong oleh Tya yang ngotot agar aku berpartisipasi dalam kompetisi foto resmi yang digelar oleh Pemprov DKI Jakarta tersebut, external harddisk pun kubongkar untuk mencari stock foto tentang Jakarta. Rupanya beberapa tahun hidup di kota itu tak sedikit foto yang kuambil. Banyak foto yang menurutku lebih segar, berkelas, dan secara komposisi lebih baik. Namun ada satu foto yang memuatku terus memperhatikannya saat melakukan scanning sebuah folder. Foto itu memang berbeda. Dari sisi komposisi dan obyek, ia menunjukkan sisi lain dari Jakarta. Bagiku foto ini tidak berbicara mengenai suatu destinasi wisata. Tapi imajinasi liarku berkelana entah suatu saat Jakarta memiliki transportasi publik seperti ini.. Suatu saat itu bukan berarti masa depan, bisa jadi masa lampau yang aku tak tahu. Kereta gantung. Sebuah alat transportasi tak biasa namun juga mengandung visi berbeda. Dengan isengnya aku submit foto tersebut usai melakukan registrasi di website pemprov DKI.
Beberapa minggu kemudian, saat aku masih berpesta usai menang lomba desain poster di PTFI, sebuah email mengejutkan masuk. Pengirimnya adalah panitia Lomba Foto Color of Jakarta. Di dalam email itu dinyatakan bahwa fotoku menjadi salah satu nominasi pemenang dan aku diminta untuk mengirimkan foto dengan resolusi dan ukuran file lebih besar melalui CD. Aku baru sadar bahwa itu adalah email istimewa setelah membacanya beberapa kali.
Agak malas dan memang sulit rasanya mengirimkan CD yang diminta dari Tembagapura ke Jakarta. Akhirnya Tya lah yang menyelesaikan urusan tersebut karena ia juga yang memulai. Aku kirimkan file raksasa melalui berbagai cara agar bisa ia download kemudian di-burn ke dalam CD dan dikirimkan ke panitia.
Sekitar seminggu kemudian datang lagi email dari panitia disertai attachment berupa undangan untuk menghadiri Awarding Night Color of Jakarta yang akan diselenggarakan di Balai Kota (CMIIW maklum gak ikut datang). Sudah tentu pada tanggal yang ditentukan aku sedang tidak menjalani cuti. Berusaha mengubah jadwal cuti juga rasanya mustahil karena mendadak dan sedang ada rekan lain yang sedang cuti. Akhirnya kami sepakat bahwa undanganku akan diwakili oleh Tya + Tante Ica. Tak kusangka juga bahwa karyaku masuk ke dalam buku kompilasi "The Best Photos of Jakarta".
April 2011
Beberapa minggu kemudian, saat aku masih berpesta usai menang lomba desain poster di PTFI, sebuah email mengejutkan masuk. Pengirimnya adalah panitia Lomba Foto Color of Jakarta. Di dalam email itu dinyatakan bahwa fotoku menjadi salah satu nominasi pemenang dan aku diminta untuk mengirimkan foto dengan resolusi dan ukuran file lebih besar melalui CD. Aku baru sadar bahwa itu adalah email istimewa setelah membacanya beberapa kali.
Agak malas dan memang sulit rasanya mengirimkan CD yang diminta dari Tembagapura ke Jakarta. Akhirnya Tya lah yang menyelesaikan urusan tersebut karena ia juga yang memulai. Aku kirimkan file raksasa melalui berbagai cara agar bisa ia download kemudian di-burn ke dalam CD dan dikirimkan ke panitia.
Sekitar seminggu kemudian datang lagi email dari panitia disertai attachment berupa undangan untuk menghadiri Awarding Night Color of Jakarta yang akan diselenggarakan di Balai Kota (CMIIW maklum gak ikut datang). Sudah tentu pada tanggal yang ditentukan aku sedang tidak menjalani cuti. Berusaha mengubah jadwal cuti juga rasanya mustahil karena mendadak dan sedang ada rekan lain yang sedang cuti. Akhirnya kami sepakat bahwa undanganku akan diwakili oleh Tya + Tante Ica. Tak kusangka juga bahwa karyaku masuk ke dalam buku kompilasi "The Best Photos of Jakarta".
April 2011
No comments:
Post a Comment