Additional
Slab for Pebble Crusher—Keunikan Kondisi Existing
Selesainya CCU Phase II, aku “dilempar” ke
Pebble Crusher bersama Pak A. Project kali ini adalah penambahan concrete slab di bagian tengah existing structural yang juga men-support Pebble Crusher. Pekerjaan ini dikerjakan oleh kontraktor dengan supervisi dari
PD dept. Satu hal yang menarik adalah keunikan kondisi existing dan metode konstruksinya secara umum mulai dari pemasangan
formwork, scaffolding, hingga pouring concrete. Crusher tersebut tidak
dishutdown selama sebagian besar
aktivitas tersebut berlangsung. Jadi sudah tentu kebisingan adalah musuh utama kami. Ear plug memang mnjadi APD wajib di area
concentrating yang juga diwajibkan spesifik untuk project ini. Sequence awal
project adalah pembuatan formwork yang tidak mudah—saat itu untuk
bagian bawah new slab digunakan bondek. Karena posisinya berada di
ketinggian tidak semua struktur formwork
dibuat dari ground, tetapi
digunakan existing struktur untuk
menopang formwork dan tentu saja
harus diketahui fungsi serta impact yang
mungkin akan terjadi dari existing struktur
tersebut. Setelah itu sudah tinggal enaknya saja yaitu pouring concrete. Untuk urusan beton, PT NTT memiliki batching plant lengkap dengan mixer truck. Selain kebutuhan di tambang
misalnya shortcrete, batching plant tersebut
juga melayani project seperti ini. Pak
A yang berkeliling dari datu segment ke
segment lain untuk memastikan
kualitas beton sesuai kualitas yang direncanakan, juga beberapa kali mengunjungi batching plang dan lab-nya. Salah satu concern utamanya adalah kuat tarik dan tekan beton karena lingkungan crusher yang vibratif.
Additional
Structure for Conveyor—Sederhana Tapi Jangan Disederhanakan
Selanjutnya kami bergeser ke sebelahnya untuk
project pemasangan additional structure untuk existing conveyor yang menuju ke Pebble
Crusher. Seluruh komponen struktural sudah difabrikasi dengan presisi oleh
vendor. Sebenarnya poin terpenting dari project
ini adalah erection sequence dan site layout yang mencakup equipment maneuver. Project sederhana namun jangan disederhanakan. Poin pertama
mengenai erection sequence Sudah
harus dipastikan sejak awal (dari drawing
dan melihat kondisi exiting)
misalnya kolom mana yang di-erect terlebih
dahulu, dilanjutkan dengan beam dan bracing yang mana. Untuk membuat project ini
selesai sesingkat-singkatnya diperlukan site
layout yang baik mencakup material dan equipment
maneuver. Harus dianalisis sebisa mungkin mengenai panjang boom dari mobile crane yang digunakan sehingga diketahui jangkauan vertical maupun
horizontal-nya. Harus diperoleh posisi yang paling efisien untuk equipment tersebut karena ia akan
melakukan dua tugas secara terus menerus yaitu mengambil material dan
memasangnya. Efisien berarti efisien dalam pergerakan yang akan berhubungan
dengan efisiensi bahan bakar dan berdampak pada biaya. Serta harus dipastikan
mengenai inventarisir dan pemberian tanda/kode pada material dan personel yang
didedikasikan khusus untuk mengatur material yang akan dipasang. Terakhir
adalah metode kerja dan alokasi personel untuk pemasangan baut. Dari sisi safety sudah tentu harus diperhatikan
APD dan sertifikasi untuk bekerja di ketinggian. Dari sisi kualitas pekerjaan
tentu mereka harus terlatih dan memahami metode dan standard pengencangan baut yang digunakan. Mobilisasi dan sequence personel tersebut sinergi
dengan equipment maneuver. Tercapainya
goal biaya, mutu, waktu terletak pada
perencanaan dan kontrol yang baik.
Pipeline Replacement Project—Sisi Humanisme Project
Project kali ini
adalah penggantian pipa di jalur PAR (primary access road) yang ketika aku
masuk sudah dalam tahap pemotongan existing
fuel pipe. Satu hal yang paling berkesan dari project ini adalah kekompakan di dalam tim. Pelaksana proyek ini adalah
sebuah kontraktor yang memang mengkhususkan diri di bidang perpipaan. Di siang yang panas Pak G “mencampakkan” aku
di pinggir jalan itu untuk mengawasi pekerjaan mereka sesuai dengan target
produktivitas per hari. Tak lupa ia berpesan soal safety & environmental. Maklum saja project ini di pinggir jalan raya utama di tambang ini dan sedikit
saja ada penyimpangan pada kedua hal di atas bisa jadi isu besar. Debu dan
berubahnya warna kulit menjadi lebih gelap adalah tantangan nyata untuk project ini. Hiburan datang dari
indahnya pemandangan hutan di samping PAR. Wajar saja karena aku baru sebentar
disini, lama-lama juga akan bosan seperti kebanyakan rekan lain. Namun satu hal yang membuatku “bahagia” di project ini adalah mengenai teamwork dan terbangunnya suasana
kondusif di antar personel. Mereka langsung menyambutku dengan hangat dan
menawarkan minuman dingin. Obrolan mereka pun terasa santai, tak melulu soal
kerjaan tapi juga mengenai asal-usulku. Tak hanya sang foreman yang ngobrol denganku,
tapi juga seluruh personel. Uniknya sambil sesekali mengobrol sejatinya mereka
terus bekerja, seolah sudah biasa dilakukan dan setiap orang paham akan tugas
masing-masing. Mereka tahu kapan saatnya fokus dan kapan saatnya intermezzo. Misalnya personel yang
bertugas memotong pipa dengan APD lengkapnya tentu saja harus 100% fokus. Namun
ketika selesai dan dilakukan proses pemindahan tools ke titik berikutnya ia punya waktu istirahat sejenak yang
dimanfaatkan untuk bercanda. Sementara tim mobilisasi dan support yang sebelumnya relatif santai gentian sibuk dengan
pemindahan tools tersebut. Setidaknya
saat aku berada di project tersebut,
target produktivitas per hari selalu tercapai. Sisi humanisme di dalam
kesukseskan project tak kalah penting
dibanding hal-hal teknis lain.
Selain 3 project di atas, sebenarnya masih ada beberapa project kecil lain yang sempat 'kusinggahi' secara singkat. Yang pertama adalah Santong Water Treatment Project (yang sebenarnya sudah selesai) dan konstruksi struktur untuk shop salah satu vendor (Supra). Untuk Supra shop project aku ikut mengawasi langsung pekerjaan steel erection untuk salah satu bay.
No comments:
Post a Comment