Seingatku pada pertemuan pertama ia lebih bayak bercerita. Mulai dari yang gak nyambung dengan materi kuliah hingga cerita tentang kuliah dan pengalaman kerja pertamanya. Cukup menarik karena belakangan kuketahui bahwa ia juga dekat dengan Pak Tua. Selanjutnya ia memberikan tugas untuk mencari artikel (CMIIW aku lupa sebenarnya tugasnya apa, entah hanya mencari artikel atau membuat suatu hal dari hasil encari itu) tentang beberapa hal antara lain: WBS, Bar-Chart, S-Curve, CPM, PDM, PERT, dan beberapa istilah lain. Aku tidak tahu bagaimana pendapat rekan-rekan yang lain yang hampir semuanya masih asing dengan istilah-istilah itu. Tapi bagiku metode seperti itu setidaknya memilki manfaat penting yaitu membangun ketertarikan tentang materi yang diajarkan. Dengan memaksa kami brwosing untuk menyelesaikan tugas kuliah itu, sejatinya akan banyak informasi lebih yang bisa kami peroleh.
Barulah pada pertemuan berikutnya ia memberikan pencerahan untuk anak-anaknya yang dibiarkan bingung dengan berbagai informasi di internet. Ia menjelaskan materi yang sebelumnya sudah kami coba cari di internet tersebut dengan suatu analogi cerita. Diumpamakan kami sedang membangun sebuah rumah sederhana berbentuk persegi.
Yang pertama adalah create WBS. Karena file-file diktat kuliahku darinya tak karuan rimbanya, PMBOK akan dijadikan rujukan: "Create WBS is the process subdiving projects deliverables and project work into smaller, more managable component". Sehingga jadilah WBS proyek kami adalah pondasi, dinding/pasangan batu bata, plesteran, acian, dan atap (ya anggap sesederhana itu proyeknya, abaikan dulu soal struktur dsb :)).
Kemudian dari bentuk persegi itu misalnya kita berikan nama sisi A, B, C, dan D. Akan kita definisikan aktivitasya. Misalnya di dalam WBS pondasi ada pekerjaan pondasi sisi A (sebut saja pondasi A), pondasi B, dst. Demikian juga untuk WBS lain kecuali atap yang pembagiannya adalah pekerjaan rangka atap dan pemasangan genteng. Nah selanjutnya adalah penentuan relationship dan sequencing. Disini ia mengajak kami berlogika, setelah pondasi A maka lanjut ke pondasi B dst. Setelah pondasi B lanjut ke dinding A, lanjut ke dinding B, dst. Pondasi A disebut sebagai predecessor dari pondasi B, dan pondasi B disebut sebagai successor dari pondasi A. Sekali mendayung 2 pulau terlampaui, predecessor dan successor kami ngeh sudah.
Selanjutnya aktivitas-aktivitas yang sudah memilliki relationship tadi digambarkan sebagai bar chart. Wow cukup elok dipandang mata bahwa proyek kami sudah berbentuk jadwal sederhana, saking sederhananya hingga nampak seperti batangan-batangan container yang sedang antri di Tanjung Priok dengan semerbak bau keringat para supir.
Bersambung ke bagian tulisan yang lebih spesifik:
Berkenalan dengan Project Management II - Bar Chart & S-Curve
No comments:
Post a Comment